Jujur aja ya, kalau ditanya sudahkah anda menjadi orangtua yang baik?...saya ga bisa jawab, malah yang ada saya jadi menitikkan air mata. Tetapi gampang sekali jika saya disuruh mendefinisikan saya sebagai orangtua yang : gampang marah, ga sabar menghadapi anak, maunya anak harus nurut apa yang saya mau, ga ngerti apa maunya anak.....Duuuh gusti, kasihan sekali anakku.
Padahal saya pernah baca artikel Bapak DR H Arief Rachman MPd menungkapkan bahwa ada banyak kesalahan orangtua dalam mendidik anak, seperti harapan yang tidak realistis, mengikuti trend, tanpa melihat kekuatan anak, dan bersifat sekuler dengan sikap yang materialis dan hedonis.
Terkadang orangtua melalaikan hubungan hati dengan anak, orangtua hanya menggunakan otak terhadap anaknya. Secara umum terdapat tiga pola pengasuhan yang dilakukan orangtua
Pertama, pola pengasuhan yang otoriter. Yaitu sikap orangtua yang merasa paling tahu, paling berkuasa, suka memerintah, anak selalu salah tidak pernah benar dan emosional.
Kalau orangtua yang otoriter, banyak melarang dan membatasi aktivitas anak. Akibatnya anak kurang inisiatif. Banyak orangtua yang tidak bisa menerima pendapat anaknya, sehingga anak menjadi kurang kreatif dan komunikatif.
Kedua, pola pengasuhan yang terlalu melindungi dengan memanjakan, memenangkan, dan membela anak.
Jika demikian maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tergantung dan berlindung kepada orangtua. Akibatnya, anak rentan terhadap lingkungannya.
Ketiga, pola pengasuhan yang suka membebaskan semua keinginan anak, semua serba boleh untuk anak. Maka anak akan tumbuh dengan sikap yang binal dan kemauannya harus selalu dituruti.
Jadi pola pengasuhan yang terbaik ialah orangtua yang memberi suri tauladan. Orangtua mengarahkan berdialog, memberi pedoman kepada anak. Sekaligus, bekerjasama dan membimbing anak.
Pola pengasuhan orangtua dengan suri tauladan ditambah dengan penuh kasih sayang dan menciptakan rasa aman dan nyaman. Serta sering memberi contoh dan membantu mengoreksi akan membuat anak menjadi percaya diri karena anak mau mengungkapkan pendapat apa pun tidak disalahkan.
Yang paling penting dan seharusnya adalah, pola pengasuhan disesuaikan dengan temperamen anak. Dan temperamen anak terdiri dari yang mudah diatur, sulit diatur, pendiam dan campuran.
Contohnya saja jika orangtua pola asuhnya yang otoriter, kemudian anaknya temperannya sulit. Dengan demikian, bila hari ini salah si anak dicubit, besok masih nakal si anak dipukul. Maka dari itu harus ada kecocokan antara temperamen anak dan pola asuh. Namun, pola asuh orangtua yang suri tauladan dapat membantu anak yang temperamen sulit, akan berubah dan menyesuaikan.
Nah ternyata selama ini kita itu sebagai orangtua dalam mengasuh anak menggunakan pola mengasuh yang mana ya?
Minggu, 15 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
dan gue sangat merasakan betapa sakitnya hati gue saat oeangtua gue nggak pernah mendengar alasan dari gue,dan selalu ggue yang salah.
BalasHapusbuat semua orang tua,,,wajib baca ini.
dari pola asuh tersebut bgmna urutan pola asuh yg baik ampe yg g baik??
BalasHapus