Yogyakarta, 21 Desember 2008
Ya itu catatan diary, pas Pram lagi reweeeelll-rewelnya (ya saking rewelnya jadi begini deh nulisnya-red)
Dari artikel yang baru saja saya baca, menurut psikolog Dr A Lynn Scoresby, penulis Help Your Child Stop Whining, ada beberapa kemungkinan penyebab anak merengak dan sebagai orangtua dapat mewaspadai situasi tertentu untuk mengantisipasi rengekan si kecil. Beberapa penyebab di antaranya:
- Masalah medis. Mungkin anak sakit telinga, radang tenggorokkan, sakit perut, atau mengalami gangguan penglihatan.
- Masalah dengan teman. Anak disakiti teman baikknya, butuh perhatian dari orangtua.
- Anak kecil senang didengarkan dan kadang merengek supaya didengarkan.
- Kesulitan melakukan tugas tertentu, seperti kesulitan memakai sepatu bertali atau menyelesaikan gambar.
- Kebosanan. Anak tidak terbiasa memikirkan aktivitas lain yang bisa dikerjakan saat hujan atau ia sedang sakit.
- Temperamen khusus. Anak yang cenderung tidak sabar atau terlalu sensitif biasanya lebih sering merengek dibanding anak lainnya.
- Merasa tidak bahagia. Jika merasa kurang dicintai atau kurang dimengerti, anak akan merengek untuk menyatakan ketidakbahagiaannya.
- Merasa bingung. Jika anak menerima sinyal-sinyal yang campur-aduk saat merengek, maka rengekannya akan menjadi-jadi. Misalnya saja, ada yang menirukan rengekannya untuk mengejek.
- Merasa diburu-buru. Jika anak merengek tiap pagi sambil bersiap-siap ke sekolah, mungkin ia berusaha memberi tahu kita agar memperlambat sedikit tindak-tanduk kita, sebab ia menjadi merasa cemas dan merasa tidak aman.
- Merasa tidak berdaya. Kadang anak merasa frustasi kalau harus selalu minta izin sebelum melakukan sesuatu. Jadi mereka protes dengan rengekan.
- Lapar atau capek. merengek lazim dilakukan anak yang kebutuhan dasarnya tidakm tercukupi, misalnya kurang tidur atau belum makan.
Rasanya harus lebih peka lagi terhadap anak ya,.plus mempunyai persediaan sabar yang segudang...
0 komentar:
Posting Komentar