Sabtu, 06 Juni 2009

Duuh, Empatinya anakku

"Kok Bunda nangis?" sapa Pram sambil terus melihat kedua mataku.
"Bunda ga' nangis" Aku mencoba menenangkan diri dengan mencoba tersenyum, sambil menahan isak agar tak terdengar Pram.
"Bunda nangis" ulang Pram
"Bunda jangan nangis ada Pram di sini" lanjut Pram mencoba menghiburku. Aku makin sesegukan ketika Pram buah hatiku di usia 3,4 bulan mencoba menghiburku yang sedang menangis.
....................
Pram juga terkadang tahu betapa Bundanya sedang hampa. Tatapanku saat itu kosong, kosong karena terlalu lelah menjalin rajutan kehidupan.
"Bunda sedih ya?" sapa Pram menelusup dalam lamunanku.
"Bunda ga' sedih" selalu aku mengelak jujur, karena Pram terlalu kecil untuk merasakan penatnya rasa.
"Bunda jangan sedih, kita beli ice cream yuk" rayu Pram... ough lagi-lagi Anak lelakiku mencairkan kesedihanku

Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai semacam resonansi perasaan.


2 komentar:

  1. anak2, memang lebih peka terhadap kondisi ortunya.
    itu ku alami juga. dan mereka kadang malah lebih 'dewasa' dibanding dengan orangtua. kita bisa belajar banyak dari mereka.
    kabarmu baik2 kan ? :)

    BalasHapus
  2. Iya mas..malah jadi terharu biru, baik mas...walau Jingga jarang muncul karena luntur

    BalasHapus