
"Pram, rambutnya di potong ya, biar ganteng?" atau
"Pram kalau rambutnya panjang, nanti jadinya kalau di panggil ga' denger lho.. kan telinganya ketutupan rambut" atau
"Ini rambutnya panjang mau di ikat ya, trus di kasih pita ya?" atau
"Mau jadi anak perempuan ya, kok rambutnya panjang?"
Lama-lama risih juga, setiap hari Yang Ti dan Yang Kung menyinggung soal rambut. Soal rambut memang saya dan mertua beda pendapat. Dan memang dari latar belakang kita juga berbeda. Dari pihak keluargaku, yang namanya rambut gondrong itu bukan hal yang aneh atau sesuatu hal yang identik dengan brutal atau apalah.
Maklum, dulu waktu muda Mbah Kung Pram juga gondrong ya.. begitu juga Pak De dan Om-om saya waktu muda juga banyak yang gondrong, tetapi jauh dari yang namanya brutal, dan yang pasti tidak pernah lupa sholat. Apalagi sepupu-sepupu saya rata-rata pernah gondrong semua.
Akhirnya dengan berat hati, waktu Pram tidur siang, rambutnya perlahan saya babat hingga tipis. Aneh..ya jadi aneh aja liat Pram dengan potongan rambut barunya. Reaksi pertama Pram bangun dan mendapati dia dengan rambut pendeknya, Adalah teriak di depan cermin "rambut Ipank kecil Nda".....
Pram lalu tertawa terbahak-bahak hingga mau menangis, Pram langsung menutupi mukanya dengan bantal, dan ga' mau keluar kamar. Pram akhirnya mau keluar kamar, tetapi maunya di gendong hehe...
Yang pasti reaksi antusiasme dari Yang Ti dan Yang Kung yang menyambut gembira Pram dengan rambut pendeknya.
"Nah, begitu kan ganteng" seru Yang Kung.
"Kayak Fauzi Ba'adilla" timbal Yang Ti. Setelah di potong Pram memang terlihat seperti anak usia 5 tahunan, ya kalau Pram gondrong kan terlihat imut dan manis, yang pasti terlihat chubbbie waktu berambut gondrong.
Ya akhirnya saya memenuhi janji, kalau Pram mau potong rambut di belikan cokelat dan ice cream.