Sabtu, 07 Maret 2009

City Of Ember

Yaa siih basi banget kalau hari gini baru posting tentang sinopsis City Of Ember. Tapi yang pasti postingan ini cuma mau melengkapi postingan terdahulu. Secara ini Film pertama yang Pram lihat di bioskop, sebagai hadiah ulang tahun Pram yang ke 3, Ayah dapat tiket gratisan dari Om Seto. Jadilah Pram nonton di 21 Cineplex Ambarukmo Plaza Yogyakarta.

Pemain: Bill Murray, Tim Robbins, Saoirse Ronan, Toby Jones, Harry Treadaway, Miles Thompson, Rachel Morton, Eoin McAndrew

Berawal dengan berkumpulnya para ilmuwan guna menyelamatkan kehidupan manusia, dimana permukaan bumi dipenuhi dengan racun. Dari sinilah kehidupan mulai pindah ke bawah tanah dan membentuk sebuah kota bernama Ember.

Kehidupan tentang Ember disimpan dalam sebuah kotak yang akan terbuka setelah 200 tahun kemudian, dan dipegang oleh walikota-walikota berikutnya. Namun estafet tersebut tak berjalan semestinya, hingga akhirnya rantai tersebut terputus.

Kemudian sampailah pada angka 200 tahun, dimana kotak tersebut terbuka. Namun, kehidupan kota Ember mulai menemui kehancuran, generator sebagai sumber tenaga mulai mengalami kehancuran. Hingga dua orang remaja muncul untuk mencari jalan keluar.

Dalam kepanikan ini, 2 orang anak Lina Mayfleet (Saoirse Ronan) dan Doon Harrow (Harry Treadaway). Lina bekerja sebagai messenger atau pembawa pesan di kota itu, soalnya ga ada telepon sih.. Dan ada juga Doon, seorang pipe worker alias tukang pipa kota yang bermisi baik untuk memperbaiki generator biar nggak terjadi mati listrik lagi. Mereka mencari tahu penyebab redupnya lampu-lampu kota mereka. Mereka tak pernah tahu bahwa pencarian mereka ini akan membuka tabir misteri masa lalu kota Ember yang selalu diliputi kegelapan.

Kemudian, mereka melakukan penyelidikan untuk dapat keluar dari kota Ember tersebut. Aksi-aksi penyelusurun pun dimulai, hingga akhirya mereka mendapatkan jalan keluar menuju permukaan bumi.

Selama berabad-abad, penduduk kota Ember tidak pernah menikmati indahnya sinar matahari. Kota itu selalu diliputi kegelapan abadi karena kota Ember sebenarnya berada di bawah tanah. Satu-satunya sumber cahaya adalah bola-bola lampu yang selalu menerangi kota ini.

Suatu ketika, bola-bola lampu yang selama ini tak pernah redup atau padam tiba-tiba saja mulai meredup. Kekhawatiran pun mulai meliputi warga kota. Mereka takut bila suatu saat sumber cahaya ini akan padam selamanya.

Film ini jadi kenangan untuk Pram yaaaa

0 komentar:

Posting Komentar