"aku engga mau di panggil Abang lagi Nda' " ucapnya Ipank sesegukan menahan segunung amarah dan berusaha keras agar airmatanya tak jatuh.
"Abang kenapa?" tanyaku agak gugup juga karena bingung tiba-tiba Ipank menumpahkan sesak dadanya pas maghrib tiba.
Perlahan menata nafasnya satu persatu dan masih sambil meremas jemarinya, Ipank bertutur dia di ejek teman-temannya lantaran panggilan yang di sematkan di depan namanya "Abang", panggilan itu dia dapatkan setelah aku tahu bahwa dalam perutku ada janin calon adik buat Ipank. Maka aku buatkan pilihan panggilan apa yang dia mau, ada Mas, Abang, Kaka, panggilan Abanglah yang dia pilih, karena panggilan itu paling akrab di telinganya... Jika ke Jakarta dan bertemu saudara dari jalur aku, kebanyakan penggilan Abang yang dia dengar, ada Abang Hadi, Abang Azka, Abang Reza.
Yang membuat berbeda adalah karena kita tinggal di Yogyakarta, dan Ipank lahir di kota Yogyakarta, kota dimana Ayah bundanya saling jatuh cinta. Yup kontras memang dengan panggilan Abang. Aku mencoba mengingatkan bahwa panggilan itu adalah pilihannya. Tapi ipank bersikeras mengganti panggilan itu karena dia di ejek "Abang tukang bakso".
Sedari tadi Ayahnya mendengarkan percakapan aku dan Ipank, dan tanpa di minta pendapat tiba-tiba ayahnya mengusulkan panggilan "Kakanda". Karena cuma panggilan Kakanda yang tidak akan di sematkan ke tukang bakso. Spontanitas tawa renyah memecah ruangan kamar Ipank... dan Ipank setuju. Tidak cuma Ipank yang mengganti panggilannya. biar adil, Adik juga di ganti panggilannya menjadi Adinda, lalu Ayah menjadi Ayahanda, dan aku jadi Ibunda :) duuuhhh berasa di istana entah berantah.
Melisa memang harus di akui sebagai penyebab ini semua, lantaran Abang Tukang Bakso yang dia nyanyikan tahun 90an, efeknya berasa sampai sekarang.
Abang tukang bakso
Mari mari sini aku mau beli
Abang tukang bakso
Cepat dong kemari
Sudah tak tahan lagi
Satu mangkok saja dua ratus perak
Yang banyak baksonya
Tidak pake saos tidak pake sambel
Juga tidak pake kol
Bakso bulat sepeti bola pingpong
Kalau lewat membikin perut kosong
Jadi anak jangan kau suka bohong
Kalau bohong digigit kambing ompong
Abang tukang bakso
Mari mari sini aku mau beli
Abang tukang bakso
Cepat dong kemari
Sudah tak tahan lagi
Satu mangkok saja dua ratus perak
Yang banyak baksonya
Tidak pake saos tidak pake sambel
Juga tidak pake kol
Bakso bulat sepeti bola pingpong
Kalau lewat membikin perut kosong
Jadi anak jangan kau suka bohong
Kalau bohong digigit nenek gondrong